Jumat, 25 Juli 2014

"Uang Muka" Cinta

Sesuatu yang manusia lakukan sebelum menemukan tulang rusuknya, yang konon katanya merupakan jodoh yang telah diciptakan tuhan untuk kita. Jika kita berfikir tulang rusuk itu dibagi menjadi dua. Maka dapat dibayangkan ada kecocokan dan kemiripan diantara keduanya yang aslinya adalah satu. Ya, dua namun satu.
Bagaimana kita yakin
dengan seseorang yang merupakan tlang rusuk kita sendiri? Padahal kita tidak pernah diberitahu ciri-ciri tulang rusuk yang kita cari. Namun, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tulang rusuk merupakan cerminan dari diri kita sendiri, karena hal itu merupakan satu kesatuan yang dibagi menjadi dua.
Sedangkan dalam istilah jawa adalah “garwo” (sigaran jiwo) yang artinya belahan jiwa manusia. Semua orang menginginkan pasangan yang baik dan pas untuk diri mereka, namun cara yang bagaimana yang akan merka tempuh.
Jika tadi dikatakan hal itu merupakan cerminan dari diri kita sendiri maka kita terlebih dahlu menjadi orang yang baik pula, karena prinsip dasar cermin adalah sama dengan model aslinya.
Bisa pula dikatakan bahwa usaha kita selama ini merupakan “uang muka” (DP) untuk mendapatkan belahan jiwa. Kenapa disini dikatakan DP, karena ketika ingin mendapatkan sesuatu, baik berupa barang atau apapun juga, manusia akan membayarnya entah hal itu dibayar dalam bentuk apa. Maka untuk mengikat sesuatu itu manusia memerlukan uang muka terlebih dahulu supaya ada kejelasan sikap untuk menentukan pilihannya. Dan sesuatu yang dipilih mendapatkan ketenangan.
Maka belahan jiwa itu akan melihat berapa “uang muka” yang sanggup dibayarkan sebelum memutuskan untuk mengikat pada tali pernikahan. Semakin keras usaha yang dilakukan maka semakin banyak pula DP yang dibayarkan dengan kata lain, sesuatu itu harganyapun semakin baik. Karena semakin mahal harganya berbanding lurus dengan kualitas suatu barang.
Pada intinya usaha yang telah kita capai dengan sendirinya akan menunjukan kemampuan kita mendapatkan belahan jiwa. Sebaik apa dan semahal apa harga kita itu tergantung usaha yang kita lakukan. Serta sebaik apa diri sendiri  menggambarkan sebaik apa calon pasangan kita kelak, begitupun sebaliknya.

Wallahu A’alam ... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar