Jumat, 05 Agustus 2022

Kurikulim Merdeka Belajar, Apakah Guru dan Murid akan Merdeka?

By : Muhammad Hasan Shiddiq

Pendidikan merupakan hal yang paling fundamental untuk sebuah negara, bahkan Jepang yang memiliki pendidikan yang baik dahulu merupakan negara yang pernah porak poranda paska perang dunia ke-2 mencari guru merupakan prioritas pertama. Bagi Jepang negara yang hancur lebur akan bisa kembali berdiri tegak ketika rakyatnya memiliki pengetahuan yang baik. Manusia akan bisa dibangun dengan ilmu, sedangkan kerugian fisik dapat cepat dipulihkan dibandingkan dengan kerugian pengetahuan.

Indonesia sudah beberapa kali berganti kurikulum, yang terbaru adalah kurikulum merdeka yang digadang-gadang mampu memberikan dampak bagi bonus demografi Indonesia. Kurikulum ini memuat nilai-nila pancasila sebagai pondasi pendidikan di tengah hantaman badai ideologi yang berkembang di Indonesia, dalam kurikulum Merdeka penulis menangkap pentingnya pemerataan kemampuan siswa yang tidak dapat dibuat standar yang sama. Daya tangkap siswa berbeda-beda sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki siswa, hal ini yang ingin dikembangkan pemerintah sehingga siswa tidak lagi dituntut menguasai banyak hal. Capaian pembelajaran disesuaikan dengan elemen-elemen tertentu yang dirasa mampu dipenuhi oleh siswa. Tentunya capaian yang berbeda-beda dalam mata pelajaran masing-masing. Hal ini dimaksudkan supaya pembelajaran lebih merdeka dalam hal ketuntasan belajar siswa sesuai dengan kemampuan. 
Bagi guru pengajar kurikulum merdeka merupakan sebuah varian baru yang sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya, perbedaan yang mendasar adalah tujuan akhir dari pembelajaran, di mana kurikulum merdeka dapat menjadi pilihan jika siswa sebagai objek tujuannya tidak optimal dalam suatu kemampuan, sehingga dapat dipulihkan sesuai dengan kemampuan siswa. Penulis merasa ini adalah tujuan di mana kurikulum merdeka diterapkan. 
Secara administrasi kurikulum merdeka membuat perangkat pembelajaran yang baru dan harus diikuti oleh semua guru karena hal itu merupakan salah satu alat kelengkapan dalam proses belajar mengajar. Hal yang menjadi titik perhatian adalah bagaimana guru dalam satu sekolah memilih capaian elemen yang sesuai dengan karakteristik siswa, mengingat ada sekolah SMK yang memiliki berbagai jurusan dengan kebutuhan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar