New Criticism memfokuskan pada apa adanya teks, jadi kemungkinan terjadi banyak penafsiran dari para peneliti tidak dapat dinafikan. Seperti ambiguitas pada teks sastra. Interpretasi dari para pembaca tidak dapat diandalkan sebagai cara menafsirkan sebuah teks sastra. Kejelian seorang diuji ketika menggunakan teori New Criticism. Untuk mengetahui pesan dari teks sastra harus dibaca berulang-ulang, sehingga menemukan hakikat dari teks sastra itu sendiri. Kejelian seorang diuji ketika menggunakan teori New Criticism. Untuk mengetahui pesan dari teks sastra harus dibaca berulang-ulang, sehingga menemukan hakikat dari teks sastra itu sendiri. Pendekatan New Criticism dalam penerapannya mengutamakan telaah pada penggunaan tata bahasa yang khas, seperti misalnya ironi, paradoks, dan bentuk-bentuk ambiguitas. Telaah mereka lebih banyak ditujukan kepada teks-teks sastra yang lriris, yang kadang-kadang sulit dimengerti oleh sebagian besar pembaca (dalam Noor, 2010:120).
Assalamu'alaikum Sahabat semua, tulisan ini adalah sebuah tugas UTS saya ketika semester 5 S1 Sastra Indonesia pada mata kuliah Kritik Sastra. Pada waktu itu saya memilih puisi karya Gus Mus sebagai objek kajian dengan menggunakan teori "New Criticism" sebagai teori pembedahnya, pada link di bawah nanti teman-teman sekalian dapat mengunduh file lengkapnya. sebagai prolog saya kutip beberapa paragraf.New Criticism memfokuskan pada apa adanya teks, jadi kemungkinan terjadi banyak
penafsiran dari para peneliti tidak dapat dinafikan. Seperti ambiguitas pada
teks sastra. Interpretasi dari para pembaca tidak dapat diandalkan sebagai cara
menafsirkan sebuah teks sastra. Kejelian seorang diuji ketika menggunakan teori
New Criticism. Untuk mengetahui pesan dari teks sastra harus dibaca
berulang-ulang, sehingga menemukan hakikat dari teks sastra itu sendiri.
Kejelian seorang diuji ketika
menggunakan teori New Criticism. Untuk mengetahui pesan dari teks sastra
harus dibaca berulang-ulang, sehingga menemukan hakikat dari teks sastra itu
sendiri.
Pendekatan New Criticism
dalam penerapannya mengutamakan telaah pada penggunaan tata bahasa yang khas,
seperti misalnya ironi, paradoks, dan bentuk-bentuk ambiguitas. Telaah mereka
lebih banyak ditujukan kepada teks-teks sastra yang lriris, yang kadang-kadang
sulit dimengerti oleh sebagian besar pembaca (dalam Noor, 2010:120).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar