Rabu, 28 Maret 2018

Assalamu'alaikum . . .


Aku beridir di depan monumen Pangeran Diponegoro, tentu beliau beserta kudanya.  Hal ini yang memuat masyarakat sekitar lebih mengenal kuda beliau daripada Pangeran Diponegoro sendiri. Seperti seorang gadis yang hendak menuju perempatan dekat patung tersebut mengatakan “patung kuda ya pak” pintanya kepada pak sopir angkutan. Perempatan gapura masuk universitas ini memang tepat di persimpangan jalan, tak ayal tempat tersebut biasa menjadi tempat pemberhentian angkutan umum ketika hendak ganti rute.
Aku waktu itu hendak menuju gedung perkuliahan yang terletak di pinggir area kampus. Letaknya yang akan lebih mudah melalui jalur terluar kampus apabila belok ke arah kiri sebelum bank BRI, karena belum tahu aku harus menaiki tanjakan, melewati kantor pusat pejabat kampus serta taman ikonik kampus, namun di sini kalian tidak akan menemukan monument Pangeran Diponegoro. Letak taman ini berada di salah satu lingkungan fakultas yang biasa dijejali dengan rumus-rumus persenyawaan, rumus phi dan sigma, atau yang bernuansa natural. Fakultas yang hendak aku tuju berada di sebelah utara taman kampus tersebut, sebelah barat rumah sakit kampus. Pintu masuk fakulas ini bisa dikatakan dua, gerbang utama akan terlehit apabila melewati jalur terluar kampus, di sana akan disambut dengan tulisan besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan aksen minimalis berbalut warna tua yang dipadukan dengan warna-warna cerah.
Setelah memarkinkan motor aku berkeliling mencari gedung yang diberikan melalui pesan whatsapp, gedung E.A.2.1, dari tempat parkir motor aku telah kembali ke gedung parkir tersebut, tetapi tak kutemukan juga gedung yang bertuliska E, di sini hanya ada A B C D, gedung rektorat dan gedung auditorium fakultas. Hari ini begitu terik, peluh keringat sudah mulai bermunculan di keningku. Mungkin ini yang dimaksud dengan bulan pembakaran segala dosa umat Islam. Aku berjalan menuju pos satpam yang berada di dekat pintu masuk yang aku lewati pertama menanyakan keberadaan gedung E yang dimaksud. Salah satu satpam itu mengatakan tidak ada gedung E di sini mas, kata beliau yang aku tidak memperhatikan nama yang tertera di dada tersebut. Sontak aku berfikir terus maksudnya memberi lokasi ini apa kalau tidak ada. Kemudian temannya bapak tersebut bertanya kepadaku, diberikan lokasi seperti apa mas? Kemudian aku mengatakan lengkap kode gedung yang diberikan. Bapak tersebut mengatakan ini gedung A mas bukan E, alhamdulilah, aku sedikit lega. Tetapi aku masih merasa bingung dengan kode huruf E di depannya, lanatas aku bertanya kembali perihal kode E yang berada paling depan. Kedua satpam tersebut kompak menjawab oh... itu kode fakultas ekonomi, jadi E.A.2.1 itu artinya fakultas ekonomi gedung A lantai dua ruang pertama. Aku berterima kasih kepada kedua satpam tersebut sembari senyum dan meninggalkan mereka menuju gedung yang berada di depan pos satpam tersebut.
Maklum baru pertama ini masuk fakultas orang lain hehe..., aku kira kebingungan masalah lokasi sudah cukup sampai di pos satpam tadi. Ketika sudah masuk gedung lantas aku mencari tangga menuju lantai atas, aku menyusuri koridor dari tangga tempatku naik sampai aku menemukan ujung lobby lain yang ada tangga naik dan turun. Aku tidak melihat ruang A.2.1, banyak pintu masuk suatu ruangan, tetapi di atas pintu tersebut hanya tertulis ruang dosen jurusan. Aku tetap bersyukur, setidaknya tidak seterik di halaman fakultas. Lantas di mana ruang yang dimaskud tersebut. Aku masih di dekat tangga yang berebeda dengan tangga yang kunaiki pertama ada seorang perempuan tiba-tiba menghampiriku. “Maaf mas, ada yang bisa saya bantu” mungkin wajahku menampakkan bahwa aku sedang kebingungan sehingga perempuan tersebut menawarkan bantuan kepadaku. Aku yang sedang tidak fokus semakin memperjelas bahwa aku bingung dan agak sedikit kaget ketika ada seorang perempuan berjilbab biru dongker, memakai kacamata persegi, kemungkinan kaca mika dan membaw atas ransel eiger tersebut. “mas..” panggilan kedua itu baru aku menjawab, “iya mb, saya mencari ruang A.2.1”, aku tidak mendapat arahan menuju ruang tersebut malah dia mengatakn “pasti bukan mahasiswa ekonomi ya mas?” mendapat jawaban sekaligus pertanyaan semacam itu aku hanya dapat tersenyum. Tenggorokan sudah terasa kering, aku memilih diam menunggu respon perempuan yang ada di depanku.
Melihat aku yang tersenyum saja sembari menghela nafas, perempuan tersebut memiringkan kepalanya ke arah kanan dan tersenyum. Tatapan matanya mengarah ke lantai bawah, di mana aku masuk pertama kali. Aku hanya menaikkan alis tanpa berkomentar lagi. “Yuk!” perempuan tersebut hanya mengatakan itu kemudian berjalan menuruni tangga kemudian mengantarkan ku ke depan sebuah pintu yang di atasnya tertulis Ruang 1. Belum sempat aku berterima kasih, aku masih heran dengan barusan dan yang dilakukan sekaligus bingung dengan teta letak ruang di sini. “ini lantai dua mas, kebetulan saya juga ada kuliah di ruang ini, mas ada perlu apa? Sepertinya mas bukan mahasiswa peserta kuliah di ruang ini kan?” aku sudah diberi banyak pertanyaan. Sepertinya dia tidak membiarkan aku menjawab satu persatu dari pertanyaan itu. Aku menarik nafas panjang sambil mengucap hamdalah lirih, “iya, saya disuruh menunggu dosen yang mengajar di ruang ini, beliau dosen pendamping kkn saya dulu”. Kemudian saya menanyakan keheranan saya mengenai lantai dua, bukankah ini lantai pertama dari pintu masuk yang dekat dengan pos satpam. Ternyata pintu masuk tersebut berada di lantai dua, ada tangga menuju ke lantai pertama yang letaknya berbeda dari tangga yang menuju ke atas.
“Oh ya terima kasih, sudah membantu saya, perkenalkan saya Syafiq”
“Mas bisa memanggil saya Nana, permisi mas” perempuan tersebut masuk ke dalam kelas sambil meninggalkan senyum yang mengembang di birbirnya. Ketika pintu kelas diuka, aku belum melihat pak Nasuha ada di dalam kelas. Setidaknya masih ada waktu beberapa menit dari waktu yang dijanjikan beliau.
“Assalamu’alaikum Syafiq, sudah lama menunggu?”  tiba-tiba ada suara seorang paruh baya yang mengucapkan salam kepadaku searaya menepuk punggungku. “wa’alaikum salam warahmatullahiwabarakatuh, baru sampai paman, tadi sempat bingung hehe” sambil tersenyum. “Ayo masuk biar aku perkenalkan kamu”.
“Assalamu’alikum Warahmatullah, tetap semangat? Saya perkenalkan ini Syafiq yang akan menjadi asisten saya selama satu semester ke depan. Sekaligus akan mendampingi kalian apabila saya berhalangan hadir, silahkan Syafiq” penjelasan singkat dari paman Nasuha.
Sementara itu aku memperhatikan sekeliling kelas, mencari di mana perempuan tadi yang membantuku. Pandanganku berhenti di sebelah kanan ruangan, tepatnya di baris kedua agak tegah. Nana hanya tersenyum, entah apa yang sedang dia pikirkan. Aku maju satu langkah kemudian mulai apa yang diperintahkan paman.
“Assalamu’alaikum warahmatullah” .....
^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar