Aku beridir di depan monumen
Pangeran Diponegoro, tentu beliau beserta kudanya. Hal ini yang memuat masyarakat sekitar lebih
mengenal kuda beliau daripada Pangeran Diponegoro sendiri. Seperti seorang
gadis yang hendak menuju perempatan dekat patung tersebut mengatakan “patung
kuda ya pak” pintanya kepada pak sopir angkutan. Perempatan gapura masuk universitas
ini memang tepat di persimpangan jalan, tak ayal tempat tersebut biasa menjadi
tempat pemberhentian angkutan umum ketika hendak ganti rute.
Aku waktu itu hendak menuju
gedung perkuliahan yang terletak di pinggir area kampus. Letaknya yang akan
lebih mudah melalui jalur terluar kampus apabila belok ke arah kiri sebelum
bank BRI, karena belum tahu aku harus menaiki tanjakan, melewati kantor pusat
pejabat kampus serta taman ikonik kampus, namun di sini kalian tidak akan
menemukan monument Pangeran Diponegoro. Letak taman ini berada di salah satu
lingkungan fakultas yang biasa dijejali dengan rumus-rumus persenyawaan, rumus
phi dan sigma, atau yang bernuansa natural. Fakultas yang hendak aku tuju
berada di sebelah utara taman kampus tersebut, sebelah barat rumah sakit
kampus. Pintu masuk fakulas ini bisa dikatakan dua, gerbang utama akan terlehit
apabila melewati jalur terluar kampus, di sana akan disambut dengan tulisan
besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan aksen minimalis berbalut warna tua
yang dipadukan dengan warna-warna cerah.
Setelah memarkinkan motor aku
berkeliling mencari gedung yang diberikan melalui pesan whatsapp, gedung
E.A.2.1, dari tempat parkir motor aku telah kembali ke gedung parkir tersebut,
tetapi tak kutemukan juga gedung yang bertuliska E, di sini hanya ada A B C D,
gedung rektorat dan gedung auditorium fakultas. Hari ini begitu terik, peluh
keringat sudah mulai bermunculan di keningku. Mungkin ini yang dimaksud dengan
bulan pembakaran segala dosa umat Islam. Aku berjalan menuju pos satpam yang
berada di dekat pintu masuk yang aku lewati pertama menanyakan keberadaan
gedung E yang dimaksud. Salah satu satpam itu mengatakan tidak ada gedung E di
sini mas, kata beliau yang aku tidak memperhatikan nama yang tertera di dada
tersebut. Sontak aku berfikir terus maksudnya memberi lokasi ini apa kalau
tidak ada. Kemudian temannya bapak tersebut bertanya kepadaku, diberikan lokasi
seperti apa mas? Kemudian aku mengatakan lengkap kode gedung yang diberikan.
Bapak tersebut mengatakan ini gedung A mas bukan E, alhamdulilah, aku sedikit
lega. Tetapi aku masih merasa bingung dengan kode huruf E di depannya, lanatas
aku bertanya kembali perihal kode E yang berada paling depan. Kedua satpam
tersebut kompak menjawab oh... itu kode fakultas ekonomi, jadi E.A.2.1 itu
artinya fakultas ekonomi gedung A lantai dua ruang pertama. Aku berterima kasih
kepada kedua satpam tersebut sembari senyum dan meninggalkan mereka menuju
gedung yang berada di depan pos satpam tersebut.
Maklum baru pertama ini masuk
fakultas orang lain hehe..., aku kira kebingungan masalah lokasi sudah cukup
sampai di pos satpam tadi. Ketika sudah masuk gedung lantas aku mencari tangga
menuju lantai atas, aku menyusuri koridor dari tangga tempatku naik sampai aku
menemukan ujung lobby lain yang ada tangga naik dan turun. Aku tidak melihat
ruang A.2.1, banyak pintu masuk suatu ruangan, tetapi di atas pintu tersebut
hanya tertulis ruang dosen jurusan. Aku tetap bersyukur, setidaknya tidak
seterik di halaman fakultas. Lantas di mana ruang yang dimaskud tersebut. Aku
masih di dekat tangga yang berebeda dengan tangga yang kunaiki pertama ada
seorang perempuan tiba-tiba menghampiriku. “Maaf mas, ada yang bisa saya bantu”
mungkin wajahku menampakkan bahwa aku sedang kebingungan sehingga perempuan
tersebut menawarkan bantuan kepadaku. Aku yang sedang tidak fokus semakin memperjelas
bahwa aku bingung dan agak sedikit kaget ketika ada seorang perempuan berjilbab
biru dongker, memakai kacamata persegi, kemungkinan kaca mika dan membaw atas
ransel eiger tersebut. “mas..” panggilan kedua itu baru aku menjawab, “iya mb,
saya mencari ruang A.2.1”, aku tidak mendapat arahan menuju ruang tersebut
malah dia mengatakn “pasti bukan mahasiswa ekonomi ya mas?” mendapat jawaban
sekaligus pertanyaan semacam itu aku hanya dapat tersenyum. Tenggorokan sudah
terasa kering, aku memilih diam menunggu respon perempuan yang ada di depanku.
Melihat aku yang tersenyum saja
sembari menghela nafas, perempuan tersebut memiringkan kepalanya ke arah kanan
dan tersenyum. Tatapan matanya mengarah ke lantai bawah, di mana aku masuk
pertama kali. Aku hanya menaikkan alis tanpa berkomentar lagi. “Yuk!” perempuan
tersebut hanya mengatakan itu kemudian berjalan menuruni tangga kemudian
mengantarkan ku ke depan sebuah pintu yang di atasnya tertulis Ruang 1. Belum
sempat aku berterima kasih, aku masih heran dengan barusan dan yang dilakukan
sekaligus bingung dengan teta letak ruang di sini. “ini lantai dua mas,
kebetulan saya juga ada kuliah di ruang ini, mas ada perlu apa? Sepertinya mas
bukan mahasiswa peserta kuliah di ruang ini kan?” aku sudah diberi banyak pertanyaan.
Sepertinya dia tidak membiarkan aku menjawab satu persatu dari pertanyaan itu.
Aku menarik nafas panjang sambil mengucap hamdalah lirih, “iya, saya disuruh
menunggu dosen yang mengajar di ruang ini, beliau dosen pendamping kkn saya
dulu”. Kemudian saya menanyakan keheranan saya mengenai lantai dua, bukankah
ini lantai pertama dari pintu masuk yang dekat dengan pos satpam. Ternyata
pintu masuk tersebut berada di lantai dua, ada tangga menuju ke lantai pertama
yang letaknya berbeda dari tangga yang menuju ke atas.
“Oh ya terima kasih, sudah
membantu saya, perkenalkan saya Syafiq”
“Mas bisa memanggil saya Nana,
permisi mas” perempuan tersebut masuk ke dalam kelas sambil meninggalkan senyum
yang mengembang di birbirnya. Ketika pintu kelas diuka, aku belum melihat pak
Nasuha ada di dalam kelas. Setidaknya masih ada waktu beberapa menit dari waktu
yang dijanjikan beliau.
“Assalamu’alaikum Syafiq, sudah
lama menunggu?” tiba-tiba ada suara
seorang paruh baya yang mengucapkan salam kepadaku searaya menepuk punggungku.
“wa’alaikum salam warahmatullahiwabarakatuh, baru sampai paman, tadi sempat
bingung hehe” sambil tersenyum. “Ayo masuk biar aku perkenalkan kamu”.
“Assalamu’alikum Warahmatullah,
tetap semangat? Saya perkenalkan ini Syafiq yang akan menjadi asisten saya
selama satu semester ke depan. Sekaligus akan mendampingi kalian apabila saya
berhalangan hadir, silahkan Syafiq” penjelasan singkat dari paman Nasuha.
Sementara itu aku memperhatikan
sekeliling kelas, mencari di mana perempuan tadi yang membantuku. Pandanganku
berhenti di sebelah kanan ruangan, tepatnya di baris kedua agak tegah. Nana
hanya tersenyum, entah apa yang sedang dia pikirkan. Aku maju satu langkah
kemudian mulai apa yang diperintahkan paman.
“Assalamu’alaikum warahmatullah”
.....
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar