Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing, termasuk para mahasiswa. Ujian
yang dianggap paling sulit oleh para mahasiswa adalah ketika mereka pada tahap
semester akhir, dimana sudah tidak ada lagi mata kuliah. Bagi sebagian kecil
mahasiswa mungkin masih ada beberapa mata kuliah pengulangan yang belum lulus,
atau perbaikan nilai untuk meningkatkan indeks prestasi.
Selain kesibukan dibidang akademik, para mahasiswa yang aktif di organisasi
tentunya sudah purna tugas dari badan eksekutif mahasiswa maupun organisasi
lain. Tantangan terakhir mahasiswa semester akhir adalah menyelesaikan
tugas akhir, ada yang berupa Tugas Akhir (TA) bagi diploma, sedangkan bagi
strata satu adalah skripsi. Momok skripsi sebenarnya tidaklah seseram yang
dibayangkan. Kembali pada awal judul adalah Cinta, dimana faktor cinta ini akan
sangat berpengaruh pada terselesaikannya tugas semester akhir para mahasiswa.
Sebenarnya apa hubungan cinta dengan skripsi, cinta dapat menjadi motor
penggerak badan untuk mengerjakan skripsi, menggerakkan tubuh bimbingan. Apabila
seseorang sudah merasa harus ada yang diperjuangkan dan dia menyayangi hal itu
maka tidak ada hal yang berat dihadapan manusia. Faktor cinta sendiri dapat
berasal darimana saja, jadi bagi yang belum punya pasangan tetap kebagian imun
cinta ini. Cinta seseorang kepada keluarga akan menjadi pelecut semangat yang
sangat ampuh, sadar akan waktu dan posisi serta kepercayaan yang telah
diberikan orang tua kepada anak (mahasiswa) akan menjadikan orang tersebut
tergerak hatinya untuk segera menyelesaikan tanggung jawab.
Mahasiswa jika mengingat tujuan awal dari rumah adalah untuk menempuh ilmu,
sedangkan ketika di kampus hanya malas-malasan bagaimana pertanggungjawaban
dia atas kepercayaan orang tua. Hendaknya, semangat menyelesaikan tugas akhir
ini dipompa lebih besar lagi dari faktor keluarga. Kedua, ada cinta antar lawan
jenis, meski orang lain tidak punya ikatan keluarga cinta dan kasih sayang dari
orang lain sehingga mendorong dalam hal support semangat dan membantu penggarapan
skripsi, meskipun tidaklah banyak. Pastilah pacar memiliki tanggung jawab dan
kewajiban sendiri.
Ketiga, faktor cinta yang dicurhatkan kepada tuhan terkadang bisa menjadi
pelecut, terkadang akan menjadi penghambat. Banyak meme tentang permohonan doa
seorang hamba kepada tuhan, tetapi tuhan dengan cepat menjawab, aku sudah tahu
apa permintaanmu. Faktor cinta yang ketiga yaitu tidak adanya pasangan ketika
sudah tahap semester akhir. Tekanan dari dalam sendiri mengingat umur sudah
mulai masuk usia pantas menikah, terlebih bagi mahasiswi yang biasanya lebih
memilih menikah dengan orang yang berada satu atau dua tingkat di atasnya. Bagaimana
dengan mahasiswa? Sebenarnya memiliki masalah yang sama, tetapi tuntutan
mahasiswa supaya berdikari (mapan) untuk dapat meminang sang pujaan hati.
Pada tahap selanjutnya adalah Tuhan, peran tuhan dalam hal apapun memang
sangat krusial. Sebagai insan yang religius masyarakat Indonesia memiliki
kepercayaan mengenai Tuhannya masing-masing. Kedekatan mahasiswa dengan Allah
akan menjadikan kelancaran urusan hamba dengan kehendak Allah. Jangan pernah
bilang Allah belum menghendaki, kehendak Tuhan akan dilihat dari seberapa keras
usaha seorang hamba. Usaha dari diri sendiri akan sangat menentukan
keberhasilan usaha yang kita lakukan.
Terlepas dari faktor non teknis, jadwal bimbingan maupun penggarapan tugas
semester akhir hendaknya dilakukan secara teratur, sehingga jadwal pribadi
dengan jadwal akademik dapat selaras. Peran Allah pada tahap semester akhir
adalah supaya dipermudah dari semua faktor dan hambatan. Apabila hubungan
seorang hamba dan pencipta tidaklah harmonis, hanya mengharapkan rahman dari
tuhan saja tanpa adanya pendekatan sama halnya seorang pria mendakti seorang
wantia tanpa berbuat apa-apa.
Ikhtiar dan doa selalu beriringan dalam kehidupan
serang hamba. Menyadari akan ketidakmampuan hamba dalam hal apapun tanpa
menyertakan tuhan. Kuasa diatas kuasa apapun adalah pencipta segala rekayasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar