Meski angin ribut selalu berlalu lalang
Bunga mekar diantara debu dan ilalang
Katup yang masih
suci
Diserbu angin tanpa
henti
Bersemi diantara rerimbunan rumput
Tidak satupun datang menjemput
Engkau datang
Namun seketika
menghilang
Senyum manis yang telah merekah
Kini menjadi wajah nyala merah
Bunga yang tinggal
menunggu waktu
Hancur oleh badai
dan debumu
Sepenggal kalimat terselip rendah
Menambah kacau badai gemuruh
19
Juni 2014 M
21
Sya’ban 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar